dibalik-aksi-damai-bela-islam-4-november

Dibalik Aksi Damai Bela Islam 4 November

dibalik-aksi-damai-bela-islam-4-november
Aksi Damai Bela Islam 4 November

SoloUpdate.com – Aksi damai umat Islam pada tanggal 4 November awalnya berjalan dengan kondusif. Sekitar puluhan ribu muslim dari berbagai wilayah Indonesia menuntut kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok. Calon gubernur DKI tersebut diketahui mengatakan bahwa orang-orang dibohongi salah satu ayat dalam kitab suci Al-qur’an yaitu surat Al-Maidah ayat 51. Statment ini menunjukkan SARA, tidak sesuai pancasila dan pastinya melukai akidah umat islam.

Gelombang masa bergerak dari masjid Istiqlal setelah menjalankan shalat jumat. Kemudian masa bergerak menuju beberapa titik antara lain Bundaran HI, Jalan Medan Barat, Patung Kuda, dan Istana Merdeka. Mereka menyampaikan orasi dan aspirasi dengan tegas agar Ahok segera diproses hukum. Sampai pukul 3 sore massa secara berjamaah menjalankan shalat asar.

Aksi damai kemudian berlanjut dengan semangat yang tidak sedikitpun mengendur. Sambil membawa bendera kebesaran rasulullah dan merah putih, mereka terus meneriakkan takbir dan tahmid. Terdengar juga lantunan dzikir dan shalawat dari masa serta polisi yang berjaga. Fenomena ini menunjukkan bahwa Islam itu satu tanpa mengenal perbedaan atribut, jabatan ataupun pangkat.

Ketika adzan magrib berkumandang, aksi ini seketika berhenti sejenak untuk melaksanakan shalat magrib berjamaah. Setelah shalat, akhirnya perwakilan massa dapat menemui perwakilan pemerintah untuk menyampaikan tuntutan. Para perwakilan massa ditemui pihak pemerintah yang dipimpin oleh wakil presiden Jusuf Kalla, Wiranto dan Kapolri. Sayangnya sang pemimpin rakyat Indonesia, bapak presiden Jokowi tidak bisa menemui rakyatnya yang melakukan aksi damai ini.

Hasil musyawarah telah disepakati bahwa Ahok akan segera diproses dengan cepat. “Proses hukum Ahok akan segera digelar dalam 2 minggu ini”, jelas Jusuf Kalla saat ditemui awak media.

Sepertinya tuntutan tersebut tidak disepakati oleh massa karena bukan presiden Jokowi langsung yang menemui perwakilan rakyat yang ingin mencari keadilan ini. Hingga malam hari, massa masih berkumpul dengan sabar. Bukan karena menuntut atas diri pribadi, golongan atau kekuasaan melainkan pembelaan atas nama agama.

Sepanjang siang sampai sore hari, ribuan umat Islam menunjukkan ketertiban selama demo berlangsung. Mereka menyampaikan aspirasi secara santun tanpa provokasi atau ucapan yang kasar. Sebagian massa juga membawa apu dan kantong plastik untuk memunguti sampah di sepanjang jalan yang dilewati. Fakta ini mencontohkan sebuah kesantunan dari Islam baik dalam perkataan maupun perbuatan.

Cuaca yang diprediksi akan turun hujan, ternyata hal tersebut tidak terjadi. Bahkan mendung yang semula menyelimuti langit, seketika berubah menjadi cerah. Tuhan seakan menjawab doa dan perjuangkan umat yang membela agamaNya.

Tidak ada unsur politik dalam aksi ini. Mereka bergerak murni atas dorongan iman yang teguh untuk meluruskan kebenaran atas tuduhan yang tanpa dasar dari Ahok. Berbagai aliran Islam semua bersatu atas nama Islam, bukan untuk mendukung masing-masing golongannya. Mereka juga saling menebar senyum meskipun belum saling mengenal, bahkan mereka juga saling memberi makanan dan minuman.

Pesan yang ingin disampaikan adalah penegakkan hukum yang sesuai dengan undang-undang. Seperti yang sering diketahui meskipun negara hukum tetapi dalam prakteknya sering tajam kebawah namun tumpul keatas. Maka, umat Islam ini ingin menegakkan hukum, memperjuangkan keadilan dan menghilangkan kemungkaran.

Ber-silam itu tidak berdasarkan opini melainkan berdasar dari ayat Al-qur’an dan As-Sunnah. Semua perintah Allah sang pencipta alam semesta telah terkandung di dalamnya untuk membekali manusia agar dapat hidup secara benar dan damai. Jika ada orang Islam yang mencontohkan hal buruk, itu bukan Islamnya yang salah, melainkan orangnya. Islam juga bukanlah teroris, tidak ada ayat yang memerintahkan untuk membunuh manusia selain Islam. Islam hanya boleh membela dan berjihad ketika agamnya dilecehkan atau diperangi.

Islam merupakan agama Rahmatal Lilalamin, agama bagi semua umat manusia. Islam menawarkan solusi ditengah kesenjangan masyarakat dan kriminalitas yang terus meningkat. Agama ini juga melindungi umat agama lain, bukan seperti jaman liberal sekarang ini yang sering terjadi perpecahan dan pembantaian terhadap umat lain. Paham liberalisme yang merupakan paham kebebasan ini terbukti telah merusak moral bangsa. Narkoba, pembunuhan, pemerkosaan, seakan sudah menjadi kasus yang lalu lalang di televisi setiap hari. Maka, Islam hadir sebagai solusi untuk revolusi mental.

Apalagi sistem kapitaisme yang telah menyengsarakan masyarakat, karena segalanya diukur dengan uang. Demi uang mereka tak pandang bulu, tak pandang cara bagaimana mendapatkan uang, halal atau haram dan hanya memikirkan duniawi semata. Praktek jahat korupsi seringkali ditempuh sebagai jalan pintas. Para kapitalis semakin kaya, yang miskin semakin merajalela. Riba menggerogoti masyarakat dan usaha kecil kian tidak berkembang.

Sekali lagi fakta menunjukkan bahwa Islam itu damai, hanya kadang media yang memberitakan dengan sudut pandang berbeda bahkan cenderung menyudutkan. Banyak kegiatan positif yang dilakukan umat muslim namun yang diberitakan kebanyakan justru oknum yang melakukan hal negatif.

Aksi 4 November bela Islam ini tergerak karena juga berdasarkan tuntunan nabi Muhammad SAW. Beliau tidak marah ketika dirinya dihina, dicaci, dan dimaki. Namun baginda rasulullah marah ketika agama Allah dinistakan. Allah berjanji untuk menjaga agama Islam, dan aksi damai inilah janji tersebut. Sehingga orang tidak semena-mena menghina agama Islam.

Aksi ini seolah juga merupakan bentuk luapan kekecewaan umat Islam yang telah menggaris-garis atas segala bentuk penindasan kepada umat Islam. Sebut saja di Irak, Suriah, Myanmar dan negara Timur Tengah lainnya. Sebab umat muslim satu dengan muslim lain itu bagaikan satu anggota tubuh. Apabila salah satu bagian anggota tubuh sakit, semua tubuh merasakan sakit.

Namun sangat disayangkan, aksi ini berakhir ricuh dikarenakan aksi oknum provokator yang beraksi anarkis. Massa dari FPI mencoba menenangkan oknum tersebut dan membentuk barisan untuk mengamankan barisan bersama polisi. Sampai malam hari, massa masih berkumpul dan ganti bergerak ke gedung DPR.

Semoga situasi di aksi 4 November 2016 ini segera terkendali. Kita doakan juga Ahok mendapatkan hidayah serta lebih dapat berbicara lebih santun tanpa menimbulkan kontroversi. Karena seorang pemimpin adalah sosok yang menjadi panutan banyak orang. Bapak presiden semoga juga dapat berlaku adil, berani dan berjiwa kesatria demi persatuan bangsa.

Arkin Haris

Halo, Saya adalah penulis artikel dengan judul Dibalik Aksi Damai Bela Islam 4 November yang dipublish pada November 4, 2016 di website SOLO UPDATE

Leave a Comment