Hari Khusus Siswa Berpakaian dan Berbahasa Jawa di Kota Solo
Soloupdate.com – Apakah dikota-kota lain juga menerapkan bahasa daerah dan pakaian khusus daerah di Hari Khusus Siswa?
Mungkin belum menerapkanya, bila tidak dimulai dari sejak dini kapan budaya ini mau dilestarikan, karena tidak sedikit generasi muda kita saat ini sudah tidak peduli terhadap budaya.
Anak-anak siswa SD di Kota Solo ini punya cara tersendiri untuk melestarikan budaya ini karena memang banyak anggapan orang memakai baju daerah dianggap kolot dan ribet, apalagi banyak anak muda yang menganggap bahwa mengenakan baju daerah ini dianggap kampungan
Ada yang berpandangan bahwa dengan menggunakan bahasa jawa atau berpakaian jawa ini dianggap budaya kuno, karena anggapa itu akibat masuknya budaya asing saat ini.
Guna melestarikan itu semua siswa SDN Cemara 2 Solo menguri-uri atau melestarikan budaya jawa dengan berpakaian dan berbahasa Jawa setiap hari khusus
Hari Khusus berbudaya ini adalah setiap hari kamis yang mewajibkan siswa untuk menggunakan bahasa jawa dan memakai baju daerah di lingkungan sekolah sebagai program untuk kembali memajkan baju dan bahasa daerah.
Untuk memperthanakan budaya jawa ini tidaklah mudah, namun untuk mengikisnya mudah sekali apalagi dengan arus globalisasi dan budaya asing yang masuk ke Indonesia ditengah zaman modernisasi saat ini
Lembaga pendidikan sekolah menjadi salah satu tempat dan memiliki peran penting bagi pelestarian budaya Indonesia ini, awalnya ada beberapa sekolah telah melaksanakan program nguri-nguri budaya, namun ada sekolah yang tumbang dan hanya sekolah sdn cemara yang bisa mempertahankannya.
Program yang digadang-gadang menjadi daya rarik masyarakat umum ini menjadi daya tarik orang tua untuk menyekolahkan anaknya di SD tersebut karena hal itu tidak terlepas dari dukungan dan para guru, orang tua siswa, komite dan lain sebagainya
Warna baju adat yang diseragamkan akan terlihat rapi sesuai dengan ketentuan pemerintah kota Solo. Selain itu juga penerapan bahasa jawa disekolah juga diterapkan di hari khusus tersebut karena memang bahasa jawa sudah mulai luntur dari pelafalan masyarakat saat ini, Banyaknya budaya bahsa gaul yang masuk seperti kidz zaman now dan bahasa gaul lainnya yang memang sudah mendarah daging
Sampai saat ini untuk penerapan bahasa daerah belum 100 persen diterapkan namun masih dilaksanakan sedikit demi sedikit dengan campuran bahasa Indonesia, karena tak banyak sekolah yang menerapkan bahasa jawa di sekolah dan bahwa tta ungguh atau bahasa krama yang hilang maka peran guru dan orang tua untuk nguri-nguri budaya jawa kita agar tidak hilang sehingga dapat membendung pengaruh yang negatif dengan adanya arus globalisasi saat ini.
Iam a master of education from one of the state universities in Yogyakarta, has a writers and travelling hobby in wordpress or blogger platform, I Have stayed at Raja Ampat and Yogyakarta City