Rahasia Dibalik Museum Tertua Radya Pustaka Solo
Soloupdate.com (Solo) – Salah satu bangunan peninggalan sejarah di kota Solo yang menjadi kebanggan masyarakat Solo adalah Museum Radya Pustaka. Museum tersebut berada di jalan Brigjen slamet riyadi, sriwedari, laweyan, solo. Letaknya ialah tidak jauh dengan taman sriwedari. Banyak rahasia didalamnya untuk ditelisik lebih jauh.
Museum Radya Pustaka merupakan museum tertua di Solo, dan menjadi salah satu deretan museum tertua di Indonesia. Museum ini didirikan oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV pada tanggal 28 Oktober 1890, yang merupakan pepatih dalem pada masa pemerintahan pakubuwono IX dan Pakubuwono X. Sebelum namanya menjadi Museum Radya Pustaka, bangunan ini merupakan kediaman salah seorang warga negara Belanda yang Johannes Busselaar. Oleh karena itu nama bangunan ini adalah Loji Kadipolo.
Museum Radya Pustaka dulunya dijadikan tempat untuk menyimpan surat-surat kerajaan. akan tetapi dengan berjalannya waktu, tidak hanya surat-surat kerajaan yang berada didalamnya, namun banyak benda-benda bersejarah pun disimpan dalam museum tersebut.
Desain bangunan dari Museum Radya Pustaka sedikit berbeda dengan museum lainnya, karena asalnya yang merupakan tempat tinggal, maka desainnya pun tidak jauh dari gambaran sebuah rumah. Hanya saja sedikit yang diubah dari museum ini, seperti kamar mandi, sehingga mendapatkan tata ruang museum yang lebih luas.
Adapun detail-detail dari museum Radya Pustaka ini adalah sebagai berikut :
1. Pada bagian halaman bangunan museum, terdapat sebuah patung yang bernama patung Rangga Warsita, yang merupakan seorang pujangga besar yang hidup pada abad ke 19.
2. Kemudian untuk didalam bangunan, ruangan pertama yang dijumpai adalah ruang yang digunakan untuk menyimpan berbagai macam wayang. Seperti wayag madya, wayang gadog, wayang beber dan banyak lagi wayang lainnya. Tidak hanya wayang dalam negeri, namun terdapat juga wayang yang berasal dari luar negeri, salah satuya wayang nang yang berasal dari Thailand.
3. Untuk ruang yang kedua merupan tempat untuk menyimpan berbagai senjata yang terbuat dari logam, arca, dan miniatur-miniatur rumah joglo. Ruangan ini dinamakan ruang Tosan Aji.
4. Ruangan yang ketiga diisi dengan berbagai macam keramik peninggalan dari penjajah Belanda.
5. Menelusuri ruangan yang keempat, dapat dijumpai sebuah perpustakaan yang dipenuhi dengan bermacam-macam buku, yang mayoritas bukunya adalah buku bahasa Belanda dan bahasa Jawa. Tepat didepan ruangan keempat ini terdapat satu patung, yaitu patung Johannes Albertus Wilkens, yang merupakan ahli bahasa yang membuat kamus bahasa Jawa-Belanda.
6. Selain itu terdapat ruang keenam, yang dijadikan ruang etno. Disini disimpan gamelan agung milik Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV.
7. Ruangan terakhir adalah ruangan ketujuh, yang disebut ruang Rojomolo. Karena Rojomolo berarti sosok raksasa penguasa laut. Patung Raksasa tersebut merupakan hasil karya Pakubuwono V.
Itulah detail dari bangunan tertua yang berada di Solo. Museum Radya Pustaka sangat cocok untuk dijadikan salah satu tujuan wisata ataupun study tour. Guna untuk mengetahui tentang sejarah dan benda-benda peninggalan dari masa penjajahan. Untuk para wisatawan yang ingin berkunjung ke museum Radya Pustaka, bisa datang mulai dari hari selasa-minggu jam 08.30-13.00 WIB.