lokasi-wisata-edukasi-terbaik-soloraya

Lokasi Wisata Edukasi Terbaik Soloraya

SoloUpdate.com (Solo) – Sangiran adalah wisata situs arkeologi di Jawa, Indonesia.] Menurut laporan dari UNESCO pada tahun 1995 “Sangiran diakui oleh para ilmuwan untuk menjadi salah satu situs yang paling penting di dunia untuk mempelajari fosil manusia, disejajarkan bersama situs Zhoukoudian (Cina), Willandra Lakes (Australia), Olduvai Gorge (Tanzania), dan Sterkfontein (Afrika Selatan), dan lebih baik dalam penemuan daripada yang lain,”

Wisata sekaligus tempat edukasi ini memang sangat diminati masyarakat maupun turis mancanegara, pasalnya situs sangiran merupakan satu diantara beberapa situs yang diakui oleh UNESCO. Di samping itu, Sangiran memiliki berbagai fosil manusia purba serta mamalia yang sangat menarik untuk dipelajari. Setiap tahunnya koleksi fosil di sangiran semakin banyak dikarenakan terdapat penemuan-penemuan baru di sekitar situs tersebut.

Desain yang amat menarik juga menjadi ciri khas dari situs ini. Ketika pengunjung masuk gerbang sangiran maka akan disambut oleh patung hewan raksasa berwarna hitam yang dimana tempat tersebut sebagai favorite wisatawan untuk berselfie.

Setiap harinya situs Sangiran tidak pernah kehabisan pengunjung. Dimuai dari anak-anak, orang tua, keluarga bahkan sering kali pelajar SD, SMP maupun SMA mengunjungi untuk belajar bersama. Memang cukup terkenal situs sangiran di Lembaga Pendidikan Formal maupun non-Formal indonesia sebagai tempat edukasi yang sangat efektif.

Ketika wisatawan mulai masuk ruangan utama, maka akan dipamerkan aksesoris serta fosil manusia purba berserta dengan penjelasan singkatnya. Pengunjung benar-benar akan dimanjakan dengan keindahan desain ruangannya di samping fosil-fosil yang di pamerkan, ruangan ber-AC desain khusus bagaikan memasuki istana fosil yang amat mewah. Bukan hanaya itu, sangiran memiliki kurang lebih 3 ruangan utama yang berkaitan satu sama lain.

Pada ruangan kedua,pengunjung akan disajikan film pendek mengenai sejarah asal-usul manusia menurut berbagai teori yang terkemuka, setelah itu akan ada pameran fosil hewan jaman purba seperti gading gajah yang amat besar, batu-batuan jman purba dan lain sebagainya. Ruang utama kedua ini juga akan disajikan berbagai sejarah terbentuknya dunia serta penduduk diberbagi negara terkhusus terbentuknya penduduk Indonesia.

Setelah pengunjung puas dengan ruang utama ke dua, maka wisatawan akan diajak keruang utama yang terakhir. Pada ruangan ini akan disajikan film pendek pengenai pembuatan patung yang mirirp manusia dengan berbagai caranya. Kemudian setelah itu terdapat miniatur sejarah cara mendapatkan makanan seorang manusia purba yang diceritakan berburu dengan batu-batuan yang lancip.

selesai dengan berbagai ruangan yang disediakan maka yang terakhir adalah pemandangan secara menyeluruh tehadap sekitar Situs Sangiran. Pada ruangan terakhir situs ini terletak pada bagian paling atas dari seluruh ruangan sehingga pengunjung akan dimanjakan dengan keindahan pemandangan sekitarnya. Pada ruangan tersebut juga terdapat taman yang difungsikan untuk tempat beristirahat pengunjung dan tempat berselfie ceria.

Total fosil yang telah ditemukan hingga saat ini kurang lebih 13.809 buah. Sebanyak 2.934 fosil disimpan di Ruang Pameran Museum Sangiran dan 10.875 fosil telah disimpan di gudang penyimpanan. Beberapa fosil manusia purba disimpan di Museum Geologi Bandung dan Laboratorium Paleoanthropologi Yogyakarta.

Ladang fosil di situs Sangiran sangat khas, pengunjung dapat melihat jelas pada bagian yang bertebing curam yaitu stratigrafi yang menunjukkan empat formasi (lapisan tanah). Stratigrafi merupakan studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi perlapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah Bumi.

Keberadaan Kawasan Sangiran sangatlah penting dan menarik, secara nyata wisatawan dapat melihat lokasi temuan dan lapisan stratigrafi yang sudah berumur jutaan tahun. Cukup menarik bukan?

Selain itu, keunggulan Indonesia dengan mempunyai situs purbakala Sangiran, sehingga menjadi salah satu warisan situs dunia dari 8 situs warisan dunia yang ada di Indonesia. Lagi-lagi negara ini membuktikan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara terkaya akan sejarah terbentuknya kehidupan di muka bumi ini.

Wisata Soloraya terdiri dari sekitar 56 km² (7km x 8 km). Lokasi ini terletak di Jawa Tengah, sekitar 15 kilometer sebelah utara Surakarta di lembah Sungai Bengawan Solo. Secara administratif, kawasan Sangiran terbagi antara 2 kabupaten: Kabupaten Sragen(Kecamatan Gemolong, Kecamatan Kalijambe, dan Plupuh) dan Kabupaten Karanganyar (Kecamatan Gondangrejo).
Dengan biaya kurang dari Rp. 10.000,- perorang sudah dapat menikmati berbagai fasilitas serta ilmu yang amat penting yaitu mengenai sejarah dari berbagai sejarah bumi dan manusia. Sangat dianjurkan sebagai wisata edukasi tebaik.
Situs manusia purba di wisata Sragen tersebut menyimpan misteri kehidupan berjuta-juta tahun yang lalu.

Terletak di Jl. Sangiran KM 4, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, museum purbakala Sangiran berada di kawasan tepat Kubah Sangiran. Kubah tersebut terletak di depresi (dataran rendah) Solo, di kaki Gunung Lawu, kurang lebih tujuh belas kilometer dari pusat kota Solo.

Sangiran adalah situs fosil manusia purba paling lengkap, memiliki 65% dari jumlah seluruh fosil manusia purba di Indonesia dan 50% dari jumlah fosil sejenis di dunia. Untuk menambah fasilitas dan keanekaragaman koleksi penemuan serta memperluas informasi bagi pengunjung seputar sejarah makhluk hidup, maka museum Purbakala Sangiran mendirikan beberapa klaster baru yang dibuka untuk umum, yaitu Klaster Bukuran, Manyarejo, Dayu, dan Ngebung.

Keempat klaster ini memiliki jarak yang berdekatan kurang lebih lima hingga tujuh kilometer dari museum Purbakala Sangiran. Klaster Bukuran terletak di Desa Bukuran yang merupakan situs yang kaya akan peninggalan fosil-fosil manusia purba. Museum klaster Bukuran berisi seputar teori-teori evolusi dan faktor-faktor di sekitar yang mempengaruhi.

Seluruh materi disajikan dengan desain visual dan grafis yang menarik, berwarna, dan berteknologi tinggi, salah satunya terdapat empat ruang secara terpisah berukuran kecil yang masing-masing memberikan informasi terbentuknya planet Bumi, hingga kemunculan cikal bakal terbentuknya manusia, didukung oleh fasilitas televisi dan earphone seolah-olah pengunjung sedang menonton film di dalam bioskop.

Tidak jauh dari Klaster Bukuran, terdapat museum Manyarejo sebagai museum pendukung Klaster Bukuran. Museum manyarejo sebagai bentuk apresiasi terhadap para peneliti dari berbagai disiplin ilmu dan masyarakat yang telah melakukan pekerjaan besar penelitian yang menghasilkan temuan-temuan untuk museum Purbakala Sangiran. Display museum Manyarejo menyajikan kenangan penelitian yang pernah dilakukan di daerah tersebut, juga secara interaktif pengunjung akan mengetahui informasi tersebut melalui display komputer di dalam ruang pamer.

Klaster Dayu banyak menyimpan kekayaan memori kehidupan sejak jutaan tahun silam, baik itu kehidupan flora, fauna , maupun manusia hingga budaya terdahulu, serta mencetuskan perubahan lingkungan yang terjadi di Sangiran jutaan tahun silam. Berdiri di atas lahan yang khusus dipilih dan dirancang sebagai sajian contoh lapisan tanah dari 4 zaman dalam rentang masa 100 ribu hingga kurang lebih 1,8 juta tahun silam, museum ini menjadi pusat informasi tentang lapisan tanah purba dan budaya manusia jenis Homo Erectus terlengkap.
Klaster Ngebung memiliki nilai sejarah yang signifikan karena disanalah lokasi pertama kali dilakukan penggalian secara sistematis dengan hasil yang menakjubkan.

Di Klaster Ngebung ini, ditampilkan para peneliti dalam upaya mengeksplorasi potensi Situs Sangiran. Kegiatan tokoh-tokoh seperti Raden Saleh, J.C. van Es, Eugene Dubois, G.H.R von Konigswald, disajikan dengan informasi yang lengkap baik secara visual maupun digital interaktif. Yang lebih menarik, display yang disajikan di Klaster Ngebung rata-rata berbentuk tiga dimensi (3D) sehingga bagus untuk tampilan memperoleh informasi maupun sekedar berfoto-foto.

Bagi wisatawan yang ingin berkunjung dapat menikmati fasilitas yang disediakan pengelola seperti pusat kuliner dan kerajinan tangan, menara pandang yang dilengkapi ruang audio visual, pemutaran film dokumenter “sangiran early man sites” dan fasilitas penginapan berupa guest house yang dilengkapi pendopo dengan kapasitas 50 orang. Jam buka museum setiap hari selasa-minggu pukul 08.00-16.00 WIB. Wajah Sangiran mampu memberikan gambaran kehidupan yang pernah terjadi 2 juta tahun lalu.

Pemerintah dan masyarakat berharap dengan adanya museum ini, wisata yanga ada di Soloraya khususnya di sragen menjadi lebih maju dan lebih baik lagi. Pelestarian akan kekayaan sejarah sangat dibutuhkan demi menjaga ilmu masa lalu yang takternilai harganya. Hingga pada akhirnya seluruh elemen masyarakat memiliki wawasan yang luas mengenai sejarah yang telah terjadi pada abad yang telah lalu.

Muhammad Dedi

Halo, Saya adalah penulis artikel dengan judul Lokasi Wisata Edukasi Terbaik Soloraya yang dipublish pada November 23, 2016 di website SOLO UPDATE

Leave a Comment